Jumat, 22 April 2011

Pernikahan Yang Membosankan,,,

Kapan terakhir kali anda bersitegang dengan pasangan mengenai hal-hal yang sama?

Bukankah pernikahan sendiri adalah rasa bosan atau jenuh?

Bukankah dengan menikah berarti berjanji setia pada satu orang, berkomitmen dan bersama-sama mewujudkan masa depan/ Bukankah dengan menikah kau hanya berhak (akhirnya) berhubungan (sorry) seks dengan satu orang saja yang sama? Bukankah kau harus tidur bersebelahan dengan orang-orang yang itu saja? Meskipun orang itu punya kebiasaan mendengkur? Bukankah sepanjang sisa hidupmu kau harus bertemu, mengobrol dengan dia?

Kau bahkan tahu hal itu sebelum menikah bahwa Pernikahan adalah rasa bosan.

Kau akan bosan membangunkan suamimu untuk segera bergegas mandi.
Kau akan bosan mengingatkan dan menanyakan pada suami: Kenapa telat bales SMS bahkan TIDAK MENJAWAB SMSmu.
Kau akan bosan memindahkan handuk bekas pakainya yang tergeletak di tempat tidur walopun setiap saat kau menegurnya. Kau bosan menunggu suami yang telat pulang, Kau bosan marah-marah padanya! kau merasa kau pemarah, dan tidak menyenangkan bagi suami.

Begitupun suamimu. pernahkah kau tanyakan apakah dia bosan kepadamu?
Pernikahan adalah rasa bosan, kuberitahu itu.
Suamimu bosan menunggumu berdandan setiap mau pergi.
Suamimu bosan mengingatkanmu agar jangan boros, jangan boros.
Kau pikir, tahu apa sih laki-laki dengan harga kebutuhan hidup?
Suami bahkan bosan ketika sedang bersantai, kau menyuruhnya mengusir cicak, kecoa, ulat bulu, cacing, kodok sementara --dia pikir-- kau bisa melakukannya sendiri.

BOHONG kau tak pernah merasa bosan.

Lalu... anak-anakmu yang mungil, yang kau lahirkan dari rahim dan kau berjuang untuk itu, kau pun bosan padanya?
kau bosan mengganti popoknya, menyuruh mereka makan, tidur, mandi --semua mesti disuruh, pikirmu-- dan kau bosan berteriak-teriak sepanjang hari.
kau membosankan bagi mereka, kau cerewet tau.

Kau maunya apa sih?
Saat kau gadis,, kau ingin menikah.
kau bosan sendirian.

ketika menikah, kau bosan.
kau ingin sendirian dan berpikir aduh, gak punya me time.

Sayangku, kalau saja kau tahu rahasianya. Kalau kau menerima dari awalnya bahwa pernikahan memang penuh rasa bosan sejagad raya, kau takkan mengeluh dan kau fokus pada yang namanya: KEBAHAGIAAN.
Percaya deh.

Kau akan tahu, setiap hari adalah bosan dan kau enjoy akan kebosanan itu hingga akhirnya kau terbiasa dengan rasa bosan itu dan kau akan merdeka.

Jadi, usah kau keluhkan rasa bosan itu, aku pun sudah bosan.
Kau pun bosan karena aku selalu menjawab : "Ya memang begitu"
Terima saja.

Jadi, senyum ya.


*******************terinspirasi dari Shahnaz Haque*********************
yang ketika ditanya: Apa sih resep pernikahannya dengan Gilang Ramadhan hingga awet gitu?
Dia jawab: Kita harus terbiasa dengan rasa bosan, ya bosan marah sama suami, anak, masalah yang itu-itu aja... jadi kita gak usah marah-marah. Cape energi.
--yah kurang lebih begitu, deh CMIW--

Sabtu, 26 Februari 2011

Jika Suami Selingkuh

Hikshiks... Suamiku selingkuh. Aku mendapat berita, kalo ternyata selama ini dia bermain mata. Tidak cuma main mata, tapi ternyata ada bukti dia memang selingkuh.

Kaget, Marah, Kesal bercampur jadi satu. Bagaimana kita harus menyikapinya? Padahal selama ini kita sudah setia, sebagai istri. Kita sudah melayani sebaik-baiknya.

Tenang!!! Kasus ini bukan terjadi pada suami saya. Posting ini bukan membahas tentang perselingkuhan suami, tapi posting ini membahas bagaimana bila kita menerima informasi. Informasi datang silih berganti, misal: mulan Jameela yang sekarang ini dikabarkan melahirkan. Bener apa nggak yah? Nah, tempo hari saya membaca rubrik tanya ahli, dan Bung Monty dalam majalah Femina memberikan step-step bagaimana kalau kita menerima informasi dari seseorang/ dari manapun.

  • Hindari sikap terburu-buru menerima informasi. Tenang, rileks gan... jangan buru-buru percaya.
  • Lakukan upaya memperoleh informasi akurat. Kita bisa cari tau dari teman, saudara, atau sumber lain, misal: google....hehe. Cari mantan pacar yang hilang aja di google, bisa kok :))
  • Jika informasi memang benar, maka kebenaran harus disampaikan secara bijaksana dan berhati-hati. Misalkan gini: Kita dapet kabar kalo suami temen baik kita selingkuh. Karena kita sayang banget dan peduli sama temen kita itu, kita cari tau kebenerannya yah dengan maksud bukan untuk ikut campur atau pengen tau.... tapi untuk menolong sahabat kita itu. Dan bila ternyata benar, kita sampeinnya harus hatihati dan ada faktanya!
  • Keputusan ada di tangan yang menerima kebenaran informasi. Nah, misal kasus teman kita itu: Kita mah cuma ngasih tau aja, gimana-gimananya yah gimana dia. Dia yang menjalani.
  • Hindari niat mencampuri pengambilan keputusan, tetapi posisikan diri Anda sebagai informan yang baik. Jangan mengutarakan pendapat Anda, kalau tidak ditanya. Dan jangan subjektif!
  • Jika Informasi tidak benar, maka harus mewaspadai orang yang membawa informasi awal!!
Semoga semakin hari kita semakin lebih bijaksana!!

Sabtu, 15 Januari 2011

Kecemasan Ibu Hamil Trimester Satu

...diambil dari Diary sendiri,, tapi tidak begitu privasi, jadi layak dipublikasikan...

16 Januari 2011
-Menunggu Azan Shubuh-

Dear baby,
Gumimi sekarang ngerti banget deh kecemasan ibu hamil trimester satu. Duh, selama ini kalo ke pasien, gumimi suka bilang: Wajar, fisiologis terhadap semua kecemasan dan keluhan ibu hamil. Sekarang gumimi merasakan sendiri, dan jadi malu.

Banyak pertanyaan dalam hati yang ditanyakan. Pada awal kehamilan, gumimi cemas apakah kandungannya baik-baik saja, berjalan semestinya? Dan Alhamdulillah, USG oleh dr. Tita mengatakan bahwa hamilnya didalam kandungan.

Untuk itu gumimi bersyukur. Setidaknya hamil ini tidak diluar kandungan.

kemudian, apakah kehamilannya kosong, kantung kehamilannya memang ada namun janinnya tidak ada? Alhamdulillah, USG 2 minggu kemudian oleh dr. Wiryawan menyatakan: Janin hidup, tunggal intrauterine dan ya ampun baby, kamu eksis banget! DJJ sudah ada... Detak Jantung Janin mu itu membuat Abibao tersenyum terus dan jadi serba-baik sama gumimi. Hehehe.

Dan masih belum berhenti cemasnya baby.
Apakah kamu sempurna? sebab, 3 bulan pertama adalah organogenesis baby.
Gumimi berusaha melakukan kebiasaan baik demi kamu baby. Selamat tinggal kopi, makan sembarangan dan ngebakso. Malah, kemarin pas gumimi mau pake tonik rambut, gumimi nanya dulu ke dokter. ternyata baru trimester tiga nanti dibolehin.

I love you baby.
Walau aku mual, muntah dan segala tidaknyaman... but i love you.
Tumbuhlah dengan damai, didalam rahim yang hangat hingga kelak kita berjumpa di bulan ramadhan nanti.
I can't hardly wait...
Sekarang, gumimi akan lebih positive thinking lagi... bahwa kehamilan ini normal dan fisiologis... Insya Allah.

Love you baby,
by gumimi. 

Sabtu, 08 Januari 2011

7 MINGGU!!!

Waaaaa... lama banget yah The Pasha gak ngeblog, padahal banyak cerita yang bisa dikisahkan. Biasalah, karena ketaktersedediaan alat komunikasi hehe. Males ke warnet, dan menunggu dipinjemin laptop sama modem suami.

Alhamdulillah, saya dah telat haid. Haid terakhir 18 November 2010 dan sekarang sedang hamil 7 minggu. Perkiraan baby born-nya itu 25 Agustus 2011. Jadi, sebelum lebaran dah ada baby :)) dan ulang tahun pernikahan dah ada Roy Jr :)) Alhamdulillah, nikmat Allah yang tak terkira.

Alkisah, bos saya yang ganteng, dr. Wiryawan Permadi, hehe tempo hari, nanya: Haid terakhir kamu kapan? Ng... 18 November. Siklusnya teratur gak? IYA. Mens yang akan datang berarti 18 Desember. Nah kamu.... berhubungannya 14 hari sebelum masa haid yang akan datang alias 5-6 Desember. Berhubung tgl 7 Desember tanggal merah, tanggal 6 saya minta libur, hehehe. Dan karena hari kejepit nasional lah itu, bisa hamil. Terima kasih ya Allah.








Gambar diatas, adalah hasil USG 7 minggu. Berupa kantung kehamilan dan sebuah titik ditengah. Garis lurus ditengah itu, menandakan bahwa dokter sedang mencari detak jantung janin dan Subhanallah sudah ada!!

So, welcome to the world, Baby!!

Sabtu, 20 November 2010

KB yuk!

Kasus pertama: Seorang ibu, hamil ke-6 di usia 42 tahun. Suami bekerja serabutan.Anak pertama 26 tahun, anak kedua 23 tahun dan belum bekerja. Rencana melahirkan 1 bulan lagi. Ketika ditanya akan melahirkan dimana, ia bilang di RSUD dan rencana akan membuat SKTM atau Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kelurahan. Rencana berKB tidak ada, karena ibu merasa: mungkin sebentar lagi akan menopause.

Kasus kedua: Seorang ibu, hamil ke-5 di usia 38 tahun. Anak pertama usianya 19 tahun. Suami tidak bekerja. Selama ini hanya mengandalkan penghasilan anak pertama-nya, yang hanya bekerja di pabrik kue.ketika ditanya: Apa kehamilan ini memang diinginkan, ternyata tidak. Ibu tidak ingin di KB karena tidak cocok, tidak mau gemuk, dll. Dan ketika ditanya, Rencana KB apa setelah melahirkan lagi, dijawab dengan: tidak tahu. Bagaimana kalau hamil lagi? Ibu hanya tertawa.

Kasus ketiga: Seorang ibu, hamil ke-3 di usia 35 tahun. Anak pertama 19 tahun, bekerja di warnet. Anak ke-2 berumur 2 tahun. Suami sekarang adalah suami ke-2 dan bekerja sebagai tukang susu. Suami hanya memberikan uang belanja 200rb sebulannya. Biaya melahirkan anak ke-3 ini ditanggung oleh anak pertama dengan cara meminjam dari uang warnet. Rencana KB selanjutnya: Suntik 3 bulan dan ibu tidak berencana hamil lagi.

Dari ketiga kasus tersebut, semuanya membuat miris. Memang. kehamilan merupakan anugrah. Tapi kehamilan juga merupakan amanah.Anak mempunyai hak untuk diberikan penghidupan dan pendidikan yang layak. Bila ternyata suami atau Bapak tidak bisa memberikan nafkah, biasanya beban rumah tangga ditanggung oleh anak pertama.

Pendidikan anak-anak juga syukur-syukur bisa SMA. Biaya pendidikan gratis itu hanya sampai SMP sementara SMA sudah bayar sendiri. Lapangan pekerjaan sekarang ini saja sudah sulit tersedia bagi lulusan sarjana. Bagi lulusan SMA, sifatnya adalah kerja yang membutuhkan otot dibanding skill, yang upahnya juga sangat minimal.

Dengan ber-KB kita bukan meniatkan untuk menolak anak, tetapi untuk mengatur jarak kelahiran anak agar anak yang dilahirkan bisa terjamin pendidikan dan penghidupannya.

 (Insert: gambaran KB IUD yang dipasang di dalam rahim)


Bagaimana menurut Anda?

Minggu, 17 Oktober 2010

Di rumah mertua..

Tanggal 16-17 ini, giliran saya yang ke Jakarta, sekalian mau dateng ke nikahan saudara. Degdegan juga ke rumah mertua... hehehe. Udah sering ke rumah mertua, tapi kali ini kan satusnya sebagai 'istri', dan harus NGINEP, asa kararikuk.
Tanggal 23-24 giliran Abang yang ke Bandung.
Dan tanggal 30-31 giliran saya lagi yang ke Jakarta karena Abang ada acara apaaa gitu, macam memperingati Hari Keuangan, dia wajib datang dan bisa 'bawa' istri, katanya hehehe.

Alhamdulillah, sudah 15 hari menikah. Rasanya tenang, kalau dulu mah degdegan.

Oh ya, sempet googling, dan aku nemu BLOG INI, tapi sayaaaang yah, dia nulisnya cuma sebentar ajah, Oktober-November 2005. Coba ada yang ngelanjutin.

Ya udah, nanti disambung lagi.

Senin, 11 Oktober 2010

Susah senang LDRran...

Istri di Bandung, Suami di Jakarta.
Jauh-jauhan, 2 dapur. Kebayang dong repotnya. Pikir kita, 2 gaji digabung jadi banyak. Taunye? heheheh... semakin gede gaji, semakin besar pengeluarannya. Belom lagi (selain bayar kosan), yang mahal adalah biaya transportasinya!! berikut adalah hasil komitmen kita berdua:
  1. Waktu Ketemuan. Karena 22nya bekerja di kota yang berbeda, kita ketemunya hanya saat weekend saja. Komitmennya: Jika dalam 1 bulan ada 4 minggu, maka perbandingan saling mengunjungi-nya adalah 3:1. Abang pulang ke Bandung tiap minggu 3x gw sekali. Kalau Abang ke Bandung, Abang pulang ke kosan. Kita  berdua ngekos di Bandung. Walopun Abang hanya pulang tiap jum'at malem sampai minggu malem aja, itu tidak menyurutkan kita untuk hidup mandiri. Giliran gw pulang ke Jakarta, kita tinggal di rumah orangtua Abang. 
  2. Kualitas komunikasi lebih penting. Kita berdua punya semacam our time, its 'pillow time'. Gak papa deh macem orang pacaran, yang gak bisa ketemuan, cuma telpon-telponan ajah. Abang yang gak suka diganggu kalo kerja (huh,,,) dan gw yang dikit-dikit nelpon, dikit-dikit sms akhirnya memutuskan telpon2nya saat mau tidur ajah heheheh.dan terimakasih pada ESIA yang lagi promo paket GANAS. Gratis nelpon sebulan, kalo kita isi pulsa 50rebu perak. Tapi betenya, kalo kena GANAS, gak bisa transfer pulsa dan transfer masa aktif. gak adil banget yah.
  3. Hemat hemat hemat. Karena kita berdua ngepens banget sama LIGWINA HANANTO, setelah 3 hari menikah, kita mulai itung-itungan. Biaya ngekos dah mahal banget (berikut listrik yang dikasih cuma 50 watt, WHATT??), belum lagi biaya transportasi saling mengunjunginyaaa, aduhhhh.hikshiks. Temen gw ada yang bilang : "Enakkan elo, sama-sama di pulau Jawa)" karena temen gw itu dia di pulau Jawa, Istri di Pulau Sumatera. Ya sama-sama nggak enak lah. Mending satu kota, walau gak ketemuan. Eh tapi ngapain juga gak ketemuan yah kalo satu kota? heheheh. Nah karena kita punya target dalam 5 tahun harus punya DP Rumah (sebelum anak sekolah, harus punya rumah walo 'kredit') hehhehe karena itu harus HEMAT HEMAT HEMAT.
  4. Alasan kita ngekos adalah: Ingin mandiri. Prinsipnya: Susah senang ditanggung bersama. Jangan sampai orangtua tau kalo kita itu lagi susah. Biar mereka taunya kita bahagia, hehehe.
Mudahmudahan 2012 gw bisa satu kota sama Abang. Amin. Sebaik-baiknya rumah tangga, adalah yang satu dapur bukan? Hehhehe. Ya, itu bagi gw. Banyak juga kan yang gw liat pasangan yang berpuluh-puluh tahun membina rumah tangga dengan LDRran, berhasil juga. Semua itu karena satu kata: KOMITMEN.