Sabtu, 20 November 2010

KB yuk!

Kasus pertama: Seorang ibu, hamil ke-6 di usia 42 tahun. Suami bekerja serabutan.Anak pertama 26 tahun, anak kedua 23 tahun dan belum bekerja. Rencana melahirkan 1 bulan lagi. Ketika ditanya akan melahirkan dimana, ia bilang di RSUD dan rencana akan membuat SKTM atau Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kelurahan. Rencana berKB tidak ada, karena ibu merasa: mungkin sebentar lagi akan menopause.

Kasus kedua: Seorang ibu, hamil ke-5 di usia 38 tahun. Anak pertama usianya 19 tahun. Suami tidak bekerja. Selama ini hanya mengandalkan penghasilan anak pertama-nya, yang hanya bekerja di pabrik kue.ketika ditanya: Apa kehamilan ini memang diinginkan, ternyata tidak. Ibu tidak ingin di KB karena tidak cocok, tidak mau gemuk, dll. Dan ketika ditanya, Rencana KB apa setelah melahirkan lagi, dijawab dengan: tidak tahu. Bagaimana kalau hamil lagi? Ibu hanya tertawa.

Kasus ketiga: Seorang ibu, hamil ke-3 di usia 35 tahun. Anak pertama 19 tahun, bekerja di warnet. Anak ke-2 berumur 2 tahun. Suami sekarang adalah suami ke-2 dan bekerja sebagai tukang susu. Suami hanya memberikan uang belanja 200rb sebulannya. Biaya melahirkan anak ke-3 ini ditanggung oleh anak pertama dengan cara meminjam dari uang warnet. Rencana KB selanjutnya: Suntik 3 bulan dan ibu tidak berencana hamil lagi.

Dari ketiga kasus tersebut, semuanya membuat miris. Memang. kehamilan merupakan anugrah. Tapi kehamilan juga merupakan amanah.Anak mempunyai hak untuk diberikan penghidupan dan pendidikan yang layak. Bila ternyata suami atau Bapak tidak bisa memberikan nafkah, biasanya beban rumah tangga ditanggung oleh anak pertama.

Pendidikan anak-anak juga syukur-syukur bisa SMA. Biaya pendidikan gratis itu hanya sampai SMP sementara SMA sudah bayar sendiri. Lapangan pekerjaan sekarang ini saja sudah sulit tersedia bagi lulusan sarjana. Bagi lulusan SMA, sifatnya adalah kerja yang membutuhkan otot dibanding skill, yang upahnya juga sangat minimal.

Dengan ber-KB kita bukan meniatkan untuk menolak anak, tetapi untuk mengatur jarak kelahiran anak agar anak yang dilahirkan bisa terjamin pendidikan dan penghidupannya.

 (Insert: gambaran KB IUD yang dipasang di dalam rahim)


Bagaimana menurut Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar